Gadis Kretek

Ratih Kumala

Menjelang ajalnya, Soeraja—pengusaha kretek ternama—mengucapkan nama misterius: Jeng Yah. Tiga anaknya yang tak pernah mengenal nama itu pun tergugah mencari tahu siapa sebenarnya perempuan tersebut. Pencarian itu membawa sang anak bungsu, Lebas, menyusuri jejak masa lalu sang ayah yang ternyata menyimpan kisah cinta penuh luka dengan Dasiyah, seorang peracik kretek berbakat dari keluarga tradisional pembuat kretek.

Di tengah bayang-bayang revolusi, persaingan industri, dan konflik ideologi, hubungan mereka kandas secara tragis. Kisah cinta mereka terhalang oleh ambisi, tradisi, dan pergolakan sejarah bangsa. Melalui perjalanan Lebas, terungkap pula betapa dalam luka sejarah yang diwariskan secara diam-diam dalam keluarga.

Lebih dari sekadar roman, Gadis Kretek adalah kisah lintas generasi tentang cinta, warisan budaya, peran perempuan, dan sejarah Indonesia yang penuh gejolak, dengan kretek sebagai simbol perjuangan dan identitas.

Review

Ratih Kumala, lewat Gadis Kretek, tidak hanya menghadirkan roman yang menyentuh, tetapi juga merajutnya dengan benang sejarah, politik, dan budaya Indonesia. Ini adalah novel yang menyimpan kekuatan pada lapisan-lapisan narasinya, menjadikannya bukan sekadar bacaan ringan, tapi karya sastra yang memikat dan mencerahkan.

Cerita bergerak melalui dua jalur waktu utama: masa kini, di mana Lebas berusaha memenuhi permintaan terakhir ayahnya; dan masa lalu yang penuh konflik personal dan nasional. Teknik penceritaan Ratih Kumala sangat efektif—menggunakan narator bergantian dan penggalan kenangan dari berbagai sudut pandang. Dengan begitu, pembaca dibimbing perlahan namun pasti memasuki lapisan-lapisan rahasia yang menyesakkan, menyedihkan, dan kadang marah.

Tokoh-tokohnya kuat dan berkarakter. Dasiyah atau Jeng Yah bukan sekadar tokoh perempuan romantis. Ia adalah simbol kekuatan, kecintaan pada tradisi, dan keberanian melawan arus zaman. Dia berdiri di tengah dunia laki-laki dan industri kretek yang keras, tetapi tidak kehilangan keanggunannya. Sementara Soeraja digambarkan kompleks—ambisius, cinta, sekaligus pengecut. Konflik batin dan moralitasnya adalah refleksi dari banyak orang Indonesia pada masa transisi pasca-kemerdekaan.

Salah satu keistimewaan novel ini adalah riset budaya yang kuat. Ratih Kumala menempatkan industri kretek bukan sekadar latar cerita, tetapi sebagai tubuh utama narasi. Pembaca akan belajar tentang seluk-beluk produksi kretek, filosofi racikan saus rahasia, serta nilai-nilai turun-temurun dalam industri keluarga. Namun di balik aroma tembakau dan cengkeh itu, tersimpan sejarah panjang penjajahan, perang, diskriminasi, dan pengkhianatan ideologi.

Dari sisi gaya bahasa, Gadis Kretek tampil sederhana namun puitis. Ratih tidak menggurui saat membahas politik atau sejarah. Semua mengalir melalui pengalaman para tokohnya. Penggunaan bahasa Indonesia yang natural dengan sesekali sisipan istilah Jawa atau kosakata khas industri kretek memberi warna lokal yang kental tanpa kehilangan universalitas ceritanya.

Secara keseluruhan, Gadis Kretek adalah novel yang menyentuh dan menggugah. Ia menyampaikan pesan tentang cinta, pengorbanan, budaya, dan luka sejarah dengan sangat manusiawi. Novel ini layak dibaca siapa pun yang ingin memahami bukan hanya kisah cinta lintas zaman, tetapi juga jiwa Indonesia itu sendiri. Tidak heran jika Gadis Kretek diadaptasi menjadi serial Netflix, karena kekayaan tematik dan visualnya sangat menjanjikan untuk dihidupkan dalam medium lain.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ask the Rabbit, He Knows Where the Best Books Hide!

Subscribe to Our Newsletter

Dapatkan update terbaru seputar kegiatan klub langsung ke inbox kamu!

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.

© 2025 Created with Royal Elementor Addons