Laut Bercerita menceritakan terkait perilaku kekejaman dan kebengisan yang dirasakan oleh kelompok aktivis mahasiswa di masa Orde Baru. Tidak hanya itu, novel ini pun merenungkan kembali akan hilangnya 13 aktivis, bahkan sampai saat ini belum juga ada yang mendapatkan petunjuknya
Laut Bercerita adalah novel yang menggugah dan menyayat, mengajak pembaca menyelami dua sisi kehilangan: dari yang menghilang dan dari yang ditinggalkan.
Bagian pertama dituturkan dari sudut pandang Biru Laut, seorang mahasiswa Sastra Inggris yang terlibat dalam gerakan bawah tanah melawan rezim Orde Baru. Semangat idealisme, kecintaan pada buku, dan keberanian Laut ditampilkan dengan kuat, tetapi juga pelan-pelan digerus oleh kenyataan yang kejam: penangkapan, penyiksaan, dan penghilangan paksa.
Bagian kedua berpindah ke Asmara, adik Laut, yang menggambarkan rasa kehilangan yang tak berkesudahan. Melalui sudut pandangnya, kita melihat dampak emosional dari tragedi politik yang tidak hanya memakan korban secara fisik, tetapi juga menghancurkan kehidupan keluarga yang ditinggalkan.
Dengan bahasa yang puitis namun lugas, Leila menyajikan kisah ini bukan hanya sebagai fiksi, tetapi juga sebagai pengingat sejarah kelam yang pernah terjadi di negeri ini. Novel ini menyentuh, mengaduk emosi, dan meninggalkan jejak setelah halaman terakhir ditutup.