Dunia sastra Asia nggak bisa dipandang sebelah mata. Banyak banget penulis dari benua ini yang berhasil menghadirkan cerita-cerita yang nggak cuma menarik, tapi juga punya makna mendalam. Dari kisah cinta remaja yang ringan sampai kritik sosial yang pedas, semuanya ada dan siap bikin kamu mikir, senyum-senyum sendiri, bahkan kadang nyesek juga. Nah, kali ini aku mau kasih lima rekomendasi novel karya penulis Asia yang menurutku wajib banget kamu coba baca, apalagi kalau kamu lagi cari bacaan yang beda dari biasanya. Yuk langsung aja, ini dia daftarnya. 1. Cantik Itu Luka – Eka Kurniawan Kalau kamu suka cerita yang gelap, absurd, tapi juga penuh kritik sosial dan sejarah, Cantik Itu Luka dari Eka Kurniawan ini bakal jadi pengalaman baca yang unik banget. Ceritanya diawali dengan kebangkitan seorang perempuan bernama Dewi Ayu dari kuburnya setelah 21 tahun meninggal. Dari situ, kisah keluarga Dewi Ayu diceritakan dengan alur yang meloncat-loncat dan dipenuhi tokoh-tokoh yang kompleks. Eka Kurniawan berhasil nulis novel ini dengan gaya realisme magis ala Gabriel García Márquez, tapi dengan sentuhan lokal yang kental banget. Novel ini ngomongin soal kolonialisme, kekerasan, kecantikan, dan luka-luka yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bacanya emang butuh fokus, tapi kalau kamu tahan, kamu bakal nemuin banyak banget hal yang bisa direnungkan. 2. Yellowface- R.F Kuang Yellowface adalah novel yang tajam banget dan nggak takut buat “ngebongkar” borok industri penerbitan dan media. Ceritanya tentang June Hayward, penulis kulit putih yang “mencuri” naskah sahabatnya yang keturunan Asia dan sudah lebih dulu terkenal. Setelah sahabatnya itu meninggal mendadak, June menerbitkan naskah itu atas namanya sendiri dan hidup dalam kebohongan yang makin besar. Yang bikin novel ini menarik bukan cuma ceritanya, tapi juga cara R.F. Kuang menyindir isu-isu seperti whitewashing, cultural appropriation, dan privilege di dunia kreatif. Kamu bakal merasa tidak nyaman, tapi itu justru poin pentingnya. Yellowface ngajak kita untuk mikir ulang: siapa yang punya hak atas cerita? Dan seberapa besar peran “wajah” dalam menentukan kesuksesan? 3. Norwegian Wood – Haruki Murakami Buat kamu yang suka cerita mellow dan reflektif, Norwegian Wood adalah pilihan yang pas banget. Novel ini berkisah tentang Toru Watanabe, mahasiswa di Tokyo tahun 60-an yang hidupnya berubah setelah kehilangan sahabatnya. Dari situ, dia menjalin hubungan rumit dengan dua perempuan yang sangat berbeda: Naoko yang rapuh, dan Midori yang ceria. Gaya menulis Murakami di buku ini jauh lebih realis dibanding novel-novel lainnya yang sering nyeleneh dan surealis. Tapi justru di situ letak keindahannya. Norwegian Wood sangat puitis, penuh kesepian, dan mengajak kita merenung tentang cinta, kehilangan, dan arti menjadi dewasa. Ini bukan bacaan yang “senang-senang”, tapi justru itu yang bikin berkesan. 4. To All the Boys I’ve Loved Before – Jenny Han Kalau kamu lagi cari bacaan yang ringan, lucu, dan bikin hati anget, To All the Boys I’ve Loved Before bisa jadi teman yang pas. Ceritanya tentang Lara Jean, remaja yang menulis surat cinta rahasia ke semua cowok yang pernah dia suka—dan nggak pernah berencana buat ngirim surat itu. Tapi suatu hari… semua surat itu terkirim. Panik? Banget. Tapi juga jadi awal dari cerita cinta yang nggak terduga. Jenny Han berhasil banget bikin karakter Lara Jean terasa nyata dan relatable. Walau setting-nya di Amerika, nilai-nilai keluarganya yang keturunan Korea juga cukup menonjol. Novel ini jadi reminder kalau cinta itu kadang datang di waktu yang aneh, dan bahwa jadi diri sendiri selalu lebih penting daripada jadi orang lain. Plus, ini udah diangkat jadi film Netflix yang super charming! 5. Aroma Karsa Nah, ini salah satu karya penulis lokal yang patut diacungi jempol. Aroma Karsa bukan cuma novel fantasi biasa. Ceritanya tentang Jati Wesi, seorang pemuda dengan indra penciuman luar biasa yang bisa mendeteksi aroma lebih tajam daripada orang normal. Hidupnya berubah setelah bertemu dengan perempuan misterius bernama Tanaya Suma dan ikut terlibat dalam pencarian aroma legendaris bernama Puspa Karsa. Yang bikin novel ini beda adalah risetnya yang mendalam, baik soal wewangian, botani, sampai budaya Nusantara. Dee Lestari bener-bener sukses ngegabungin ilmu pengetahuan, mitologi lokal, dan elemen spiritualitas jadi cerita yang padat tapi tetap seru diikuti. Aroma Karsa adalah bukti bahwa fantasi Indonesia bisa sekompleks dan semenarik karya luar. Lima novel ini menunjukkan bahwa penulis-penulis Asia punya suara yang kuat dan perspektif yang kaya. Entah kamu lagi pengen cerita yang gelap dan reflektif, atau justru yang ringan dan bikin happy, pasti ada yang cocok buat kamu. Dan siapa tahu, setelah baca salah satunya, kamu malah jadi pengen eksplor lebih banyak lagi penulis dari Asia. Karena kadang, cerita terbaik itu datang dari tempat yang paling dekat yang nggak pernah kita pikirkan sebelumnya.